Program Wirausaha Merdeka (WMK) UGM menyelenggarakan kunjungan ke Desa Wisata Javaglonema di Dusun Paten, Tridadi, Sleman, D.I. Yogyakarta pada Kamis (01/11). Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 mahasiswa yang sedang menjalani magang WMK UGM di bidang Agribisnis.
Desa Wisata Javaglonema merupakan destinasi wisata yang berhasil menggabungkan potensi lingkungan dengan kegiatan agribisnis yang inovatif. Di Desa Wisata Javaglonema, kelompok tani Javaglonema berhasil memanfaatkan lahan pekarangan dan lahan kosong untuk budidaya tanaman hias Aglaonema atau sering disebut dengan Sri Rejeki.
Kegiatan kunjungan diawali dengan pembukaan oleh Ahmad Hanif Irvani selaku ketua Kelompok Javaglonema. Hanif Irvani menyampaikan bahwa Kelompok Javaglonema ini baru dimulai ketika terjadi pandemi Covid-19 dimana masyarakat diharuskan untuk tetap di rumah. Dari sinilah muncul ide inovatif dan kegiatan produktif masyarakat mulai membudidayakan tanaman hias aglaonema. Ide tersebut berhasil dijalankan hingga kini hampir di setiap pekarangan rumah terdapat budidaya aglaonema.
Dalam kunjungan ini, peserta WMK UGM berkesempatan untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang budidaya aglaonema serta strategi berbisnis di bidang ini. Materi budidaya aglaonema disampaikan oleh Buyung Manggala, seorang praktisi dan penduduk asli desa setempat. Pada paparannya, Buyung Manggala memaparkan sejarah penemuan aglaonema, cara budidaya yang efisien, hingga strategi pemasaran yang sukses. Mahasiswa diajak untuk memahami pentingnya peran aglaonema dalam perekonomian lokal dan bagaimana budidaya tanaman hias ini sehingga menjadi salah satu pilihan berbisnis yang menjanjikan.
“Semua orang sebetulnya bisa budidaya aglaonema, karena budidaya aglaonema tidak perlu ilmu yang tinggi. Saya dulu hanya lulusan SMA tapi memberanikan diri untuk terjun budidaya aglaonema hingga berhasil bertahan sampai saat ini”. ungkap Buyung Mandala saat memaparkan strategi bisnis budidaya aglaonema.
Selain materi teoritis, mahasiswa juga diajak untuk melihat langsung praktik budidaya aglaonema dengan mengunjungi salah satu tempat budidaya terbesar di desa tersebut. Disini, mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar praktek memotong batang aglaonema, yang merupakan langkah paling penting dalam budidaya dan perbanyakan tanaman ini. Di tempat ini pula, mahasiswa diperkenalkan berbagai jenis tanaman aglaonema dari harga paling rendah hingga harga paling tinggi.
Kunjungan ini harapannya memberikan wawasan berharga bagi para mahasiswa WMK UGM, mengenai praktik bisnis di sektor agribisnis dan bagaimana inisiatif lokal dapat mengubah potensi ekonomi di suatu daerah. Diharapkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan dapat membantu mereka dalam merencanakan dan mengembangkan usaha agribisnis sebagai output dari program magang WMK UGM 2023.