Bootcamp Post Immersion WMK UGM: Mempersiapkan Mahasiswa Menuju Dunia Bisnis

Bootcamp Post Immersion WMK UGM: Mempersiapkan Mahasiswa Menuju Dunia Bisnis

Program Wirausaha Merdeka (WMK) UGM hampir berakhir dan sedang memasuki tahap terakhir, yaitu post immersion. Tahap ini menjadi momentum penting dalam validasi pasar dan studi kelayakan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan memulai bisnis. 

Sebagai bagian dari Program Kampus Merdeka, WMK UGM hadir sebagai wadah untuk mendukung kewirausahaan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk belajar berwirausaha  di Universitas Gadjah Mada. Dengan kehadiran 251 mahasiswa dari 62 perguruan tinggi di 25 provinsi Indonesia, program ini semakin menegaskan peran strategisnya dalam mengembangkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa. 

Tahap post immersion WMK UGM dikemas dalam kegiatan bootcamp. Bootcamp pertama telah dilaksanakan selama dua hari berturut-turut, yaitu pada Sabtu (25/11) dan Minggu (26/11) di Auditorium APSLC Fakultas Farmasi UGM. 

Pada hari pertama bootcamp, peserta WMK UGM diajak menjelajahi beragam materi kewirausahaan, mulai dari copywriting, strategi persuasif, pitching, hingga branding. Bootcamp yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB ini dihadiri oleh narasumber ternama di bidang wirausaha. 

Narasumber pertama, Janu Muhammad, founder dan CEO Sayur Online Sleman memberikan wawasan penting tentang seni copywriting dalam mempromosikan dan menjual produk. Peserta diajak untuk langsung mempraktekkan copywriting untuk produk masing-masing. 

Sesi bootcamp berlanjut dengan materi strategi persuasif dan pitching oleh H.L. Dedy Setiyawan, M.B.A, CEO Ruang Halal. Dedy Setiyawan menjelaskan peran krusial strategi persuasif dan pitching dalam dunia bisnis, membantu wirausaha meyakinkan calon investor, mitra bisnis, dan pelanggan potensial. 

Rakhmat Ganda Wirawan, S.T., M.B.A., CEO Lastari Elok Indonesia, menjadi narasumber terakhir pada hari pertama dengan membahas materi branding. Ia menjelaskan bahwa branding bukan hanya sebatas pemilihan logo, warna, dan tipografi, tetapi juga tentang membangun pengalaman positif dan konsisten bagi pelanggan, menciptakan kepercayaan, dan menjadi pembeda di pasar yang kompetitif. 

Hari kedua, bootcamp dimulai dengan materi Hak Kekayaan Intelektual oleh Sri Mulyani, S.Sos., Koordinator Bidang Pengembangan dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual, Direktorat Penelitian UGM. Poin-poin penting seperti manfaat perlindungan hak kekayaan intelektual dalam wirausaha dan cara mendaftarkan merek dagang, paten, serta syarat patentabilitas, menjadi sorotan utama. 

Guntur Sarwohadi, CTO Cloud Age Integra, mengisi sesi selanjutnya dengan membahas strategi pengembangan produk usaha, mencakup hal-hal yang perlu diperhatikan dan penjelasan mengenai kesalahan yang sering terjadi dalam pengembangan produk. Materi terakhir disampaikan oleh Syafri Yuzal, Co-Founder & COO PT. Aino Indonesia, yang fokus pada pemasaran. 

Dengan demikian, workshop dan bootcamp WMK UGM tidak hanya memberikan teori, tetapi juga pengalaman praktis serta pandangan mendalam dari para ahli dalam berbagai aspek kewirausahaan. 

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*