Program Pengembangan Soft Skills Manajemen Diri dan Stress telah dilaksanakan kembali pada minggu kedua, yakni pada 11-21 Maret 2022. Masih dilaksanakan secara daring, sesi kali ini dibersamai oleh Galang Lutfityanto, M.Psi, Ph.D, psikolog.
Pada sesi 2, materi ditekankan pada bagaimana cara pandang terhadap masalah akan memberikan dampak pada perilaku seseorang. Di sesi ini mahasiswa diajak secara aktif untuk melihat dan merefleksikan bahwa di dalam meraih kesuksesan, tidak hanya dilihat dari kemampuan, bakat dan seberapa besar usaha yang dimiliki. Namun, poin yang tidak jauh penting adalah pola pikir atau mindset. Bukan tanpa sebab, pola pikir atau cara pandang akan mempengaruhi bagaimana Sobat Karakter hidup dan melihat keadaan.
Galang menjelaskan, ada dua jenis pola pikir, yakni fixed mindset dan growth mindset. Fixed mindset diartikan sebagai pola pikir yang diyakini bahwa bakat yang telah dimiliki bersifat tetap dan tidak akan berubah. Bisa dipahami juga, seseorang dengan fixed mindset cenderung akan memandang kemampuan dirinya tidak dapat diubah. Sementara itu, seseorang dengan growth mindset didefinisikan sebagai seseorang yang meyakini bahwa bakat bisa diasah dan dikembangkan, kuncinya ada pada kemauan dan usaha.
Pada sesi ke-3, pembahasan difokuskan pada apa saja yang diperlukan dalam membentuk growth mindset, salah satunya adalah agility atau agile mindset. Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan adalah satu-satunya yang konstan. Artinya, bahwa setiap individu selalu dihadapkan dengan perubahan. Sesi ini, Sobat Katakter diajak untuk belajar bahwa penting untuk menerima segala perubahan dan siap akan perubahan yang terjadi saat ini atau dimasa depan. Prinsip Agility dan Adaptability menekankan pada kemampuan dan kemauan untuk belajar dari pengalaman, kemudian menerapkan pengalaman tersebut untuk beradaptasi dengan situasi baru.
Diharapkan pada sesi ini, mahasiswa tidak hanya mengetahui tentang apa itu growth mindset, tetapi juga menerapkannya pada perilaku keseharian dalam menghadapi dinamika perubahan.